Ketik disini untuk menemukan yang anda cari >>>

Friday 3 March 2017

Laporan Praktikum Kimia 6 : " FERMENTASI "



PENDAHULUAN



Latar Belakang
Mikrobiologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme, salah satunya adalah bakteri. Pemanfaatan bakteri atau mikroorganisme yang lazim digunakan saat ini salah satunya melalui proses fermentasi. Fermentasi adalah suatu proses yang mengasilkan produk dengan bantuan mikroorganisme. Produk atau biomassa sel hasil fermentasi bermanfaat bagi kehidupan manusia, contohnya seperti etanol, asam citrat, antibiotik dan lain-lain (Ulfa, 2013).
Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi dibedakan menjadi dua yaitu respirasi aerob, yaitu respirasi yang menggunakan oksigen bebas untuk mendapatkan energi, dan respirasi anaerob, yaitu respirasi yang tidak membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi. Bahan baku respirasi adalah karbohidrat, asam lemak atau protein. Hasil respirasi berupa CO2, air dan energi dalam bentuk ATP (Anonim, 2009).
Salah satu contoh respirasi anaerob yaitu fermentasi. Fermentasi ini dilakukan oleh-oleh sel-sel ragi terhadap glukosa yang kemudian menghasilkan CO2 dan energi, dan untuk membuktikan bahwa pada proses fermentasi yang dilakukan oleh sel-sel ragi terhadap glukosa akan menghasilkan karbondioksida dan energy (Anonim, 2009).
Gula dan ragi dikenal sebagai bahan yang umum dalam fermentasi. Ragi digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur, dan minuman beralkohol lainnya (Ulfa, 2013).
Fermentasi sering juga di sebut  proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan respirasi anaerob yang merupakan oksigen sebagai penerima elektron akhir pada saat pembentukan ATP. Gula merupakan  bahan yang paling  umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot. Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol) dan karbon dioksida. Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces cerevisiae (ragi) untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras (Hany, 2014).
Reaksi Kimia yaitu:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
Tujuan

Mahasiswa mengetahui cara fermentasi pada masing-masing bahan.


TINJAUAN PUSTAKA



Salah satu syarat untuk mempertahankan hidup adalah penyediaan energi yang sinambung. Energi ini diperoleh dengan cara menyadap energi kimia yang terbentuk dalam molekul organik yang disintesis oleh fotosintesis. Proses pelepasan energi yang menyediakan energi bagi keperluan sel itu dikenal dengan istilah proses respirasi (Loveless, 1991).
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi (Anonim, 2009).
Berdasarkan peran oksigen, dikenal dua macam respirasi, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob (fermentasi). Umumnya respirasi aerob mempunyai tahap-tahap reaksi, mulai dari awal sampai akhir berturut-turut ialah: glikolisis, pembentukan asetil coenzim A (Asetil CoA), siklus krebs dan sistem transport elektron (Soedirokoesoemo, 1993).
Fermentasi adalah proses penghasil energi utama dari berbagai mikroorganisme. Mikroorganisme seperti itu disebut anaeroob, karena mereka mampu hidup dan memecah senyawa organik tanpa oksigen. Beberapa dari organisme tersebut akan mati jika didedahkan dengan oksigen. Dalam hal ini mereka disebut anaerob obligat (Sasmitamihardja, 1996).
Reaksi keseluruhan fermentasi adalah:
C6H12O6 (glukosa) 2CH3−CH2OH (etanol) + 2CO3 (karbohidrat)
Ini berarti, satu molekul glukosa diubah menjadi dua molekul etanol dan dua molekul karbondioksida. Fermentasi seperti glikolisis, adalah serangkaian reaksi yang terjadi tanpa oksigen. Antara proses fermentasi dan proses glikolisis hanya sedikit sekali perbedaannya; sebagian besar reaksi antara terdapat pada kedua jalur (Sasmitamihardja, 1996).
Menurut Soedirokoesoemo (1993), faktor-faktor yang berpengaruh terhadap laju respirasi dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu:
1.      Faktor dalam (faktor internal), terdiri atas:
·         Faktor protoplasmic
Laju respirasi sangat dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas dari protoplasma yang ada di dalam sel. Kuantitas dan kualitas protoplasma di dalam sel sangat bergantung kepada umur sel
·         Konsentrasi substrat respirasi tersedia
Laju respirasi sangat tergantung pada konsentrasi substrat respirasi yang tersedia. Semakin banyak substrat respirasi yang tersedia di dalam sel semakin cepat laju respirasinya.

2.      Faktor luar (faktor eksternal), terdiri atas:
·         Temperatur
·         Cahaya
·         Konsentrasi oksigen di udara
·         Konsentrasi karbondioksida
·         Tersedianya air
·         Luka
·         Beberapa senyawa kimia
·         Perlakuan mekanik
Secara lebih rinci mengenai fermentasi yang berlangsung pada tumbuhan hidup dapat ditelusuri pada publikasi-publikasi yang berhubungan dengan tanggapan tanaman terhadap kondisi hipoksida atau anoksida, baik yang terjadi secara alami, misalnya karena penggenangan atau yang dirancang untuk penelitian dengan menggunakan gas nitrogen sebagai pengganti udara normal untuk menjamin ketersediaan oksigen (Lakitan, 2007).



BAHAN DAN METODA



Waktu Dan Tempat Praktikum
Kegiatan Praktikum Kimia Pertanian Dilaksanakan di Laboratorium Kebun Percobaan Universitas Pembangunan Panca Budi Medan Pada Hari Senin Tanggal 28 November 2016 pukul 09:00 WIB.
Bahan Dan Alat
Alat
Panci, Nampan, Sendok, Kompor, Baskom, dan Timbangan
Bahan
Beras ketan, Ubi kayu, Plastik/daun pisang, Ragi, dan Air
Metoda
A.    Pembuatan Tape Ketan
1.      Mencuci bersih beras ketan sebanyak 1 kg yang akan digunakan,
2.      Rendamlah beras ketan tersebut selama 12 jam,
3.      Setelah direndam selama 12 jam, angkat beras ketan tersebut lalu bilas dengan air beberapa kali,
4.      Kukus beras ketan selama 30 menit, setelah dikukus angkat dan cuci beras ketan sambil diaduk-aduk, setelah itu kukus kembali selama 15 menit.
5.      Angkat beras ketan yang telah matang, lalu letakkan di atas mampan atau baskom, dinginkan dengan cara mengipasnya,
6.      Setelah dingin campurkan ragi yang telah dihaluskan dan aduk sampai merata,
7.      Ditambahkan urea sebanyak 20 gram,
8.      Bungkus ketan yang telah dicampur ragi dan urea dengan daun pisang atau plastik, atau masukkan ke dalam baskom besar,
9.      Simpan selama 2-3 hari

B.     Pembuatan Tape Ubi Kayu
1.      Kupas singkong sebanyak 1 kg dan kikis bagian kulit arinya hingga kesat,
2.      Potong singkong yang telah dikupas sesuai keinginan,
3.      Cuci hingga bersih singkong yang telah dipotong,
4.      Sementara menunggu singkong kering, masukkan air ke dalam panci sampai kira-kira terisi seperempat lalu panaskan hingga mendidih,
5.      Setelah air mendidih masukkan singkong ke dalam panci kukus, lalu kukus hingga singkong ¾ matang, kira-kira ketika ‘daging’ singkong sudah bisa ditusuk dengan garpu,
6.      Setelah matang, angkat singkong yang telah ¾ masak lalu taruh di suatu wadah, kemudian didinginkan,
7.      Sambil mengipas-ngipas, teman satu kelompok kami menyiapkan wadah sebagai tempat untuk mengubah singkong menjadi tape. Wadah itu terdiri dari baskom yang bawahnya dilapisi dengan daun pisang,
8.      Setelah singkong benar-benar dingin, masukkan singkong ke dalam wadah lalu taburi dengan ragi yang telah dihaluskan,
9.      Ditambahkan urea sebanyak 20 gram,
10.  Singkong yang telah diberi ragi dan urea ini kemudian ditutup kembali dengan daun pisang. Singkong ini harus benar-benar tertutup agar mendapatkan hasil yang maksimal,
Setelah singkong ditutupi dengan daun pisang, diamkan selama 1-2 hari hingga sudah terasa lunak. Saat itulah singkong telah terfermentasi.





HASIL DAN PEMBAHASAN



Hasil Praktikum
Hasil berbentuk tabel :
NO
BAHAN
HASIL
1.
Singkong 1 kg
Fermentasi singkong
2.
Beras ketan 1 kg
Fermentasi beras ketan

Pembahasan
Pembuatan tape cukup sederhana, dengan bahan-bahan yang sederhana dan juga alat-alat yang sederhana. Namun pada proses pembuatannya harus dengan ketelitian, dan juga pada tahap penaburan ragi dan urea harus dilakukan dengan baik dan secara merata, setelah semuanya dilakukan dengan baik maka hasil yang diperoleh akan baik.



KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, ternyata kami dapat menyimpulkan bahwa fermentasi yang terjadi pada fermentasi singkong dan fermentasi beras ketan terjadi selama 2-3 hari. Selain itu juga, dalam proses pembuatan fermentasi ada hal-hal yang harus diperhatikan supaya proses fermentasi tersebut berlangsung secara sempurna. Selama proses fermentasi tidak memerlukan oksigen. Oleh karena itu, proses fermentasi pada singkong harus tertutup rapat .Lamanya proses fermentasi juga mempengaruhi kadar alcohol yang dihasilkan.
Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional) karena masih menggunakan cara-cara yang terbatas.Fermentasi yang terjadi pada tape adalah fermentasi karbohidrat oleh ragi tape. Hasil fermentasi karbohidrat berupa asam organik, alkohol dan gas. Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol. Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya. Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi Saccharomyces cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzim tersebut.

Saran
Saat melaksanakan praktikum mahasiswa di harapkan lebih teliti sehingga tidak terjadi kesalahan dalam percobaan.



DAFTAR PUSTAKA



Hany, 2014. Laporan Fermentasi.
             tanggal 8 Juni 2014 pukul 22:33 WIB.
Anonim, 2013. Laporan Fermentasi.
             November 2013.
Agfa, FC. 2013. Laporan Praktikum Fermentasi Ragi.http://chaca’s.note.blog.com.
Diakses pada tanggal 12November 2013.

Anonim. 2012. Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional.
dalam-bioteknologi-konvensional-tradisional/8695439.

Muftia, Fina. 2012. Laporan Praktikum Fermentasi. Diakses pada tanggal 12
November 2013.
Delatina M, 2011. Fermentasi.
          12 Oktober 2011 pukul 04:17 WIB.
Anonim. 2012. Laporan Biologi Fermentasi Alkohol.
https://id.scribd.com/doc/112640299/Laporan-Biologi-Fermentasi-Alkohol.