PRAKTIKUM PERBANYAKAN TANAMAN
PERBANYAKAN TANAMAN SECARA
VEGETATIF ALAMI
PADA BAWANG MERAH
Disusun Oleh:
GIDEON
SEPTEYUSTIAN
1613010128
PRAKTIKUM TEKNOLOGI PERBANYAKAN
TANAMAN
LABORATORIUM KEBUN PERCOBAAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2017
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemahaman tentang konsep dan aspek pada Mata Diklat
Dasar-Dasar Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif merupakan salah satu bagian
yang penting dalam kegiatan perbanyakan tanaman secara vegetatif. Pengetahuan
tentang konsep perbanyakan tanaman secara vegetatif sangat penting untuk
diketahui agar dapat dipahami pengertian perbanyakan tanaman secara vegetatif
dan membedakan pengelompokan dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif. Selain
itu, juga perlu didukung pengetahuan tentang arti penting dari perbanyakan
tanaman secara vegetatif agar dapat dipahami perlunya dilakukan perbanyakan
tanaman secara vegetatif ditinjau dari aspek anatomi, fisiologi, dan genetik.
Pemahaman tentang konsep perbanyakan tanaman secara vegetatif juga perlu
didukung dengan pengetahuan tentang teknik-teknik yang dapat digunakan dalam
perbanyakan tanaman secara vegetatif (Ashari, 1995).
Perbanyakan
secara vegetatif merupakan proses perbanyakan tanaman dengan menggunakan
bagian-bagian tertentu dari tanaman seperti, daun, batang, umbi, dan akar untuk
menghasilkan tanaman baru yang sama dengan induknya (Kurniatusolihat,
2009).
Perbanyakan
tanaman secara vegetatif juga perlu pemahaman tentang pengatahuan aspek-aspek
pentingnya meliputi aspek anatomi, fisiologi, dan genetik. Aspek anatomi
perbanyakan tanaman secara vegetatif berkaitan dengan pengetahuan struktur
internal dari akar, batang, dan daun untuk memahami proses terbentuknya
akar adventif pada stek dan cangkok dan terbentuknya penyatuan sambungan pada penyusuan,
okulasi, dan sambungan. Aspek fisiologi perbanyakan tanaman secara vegetatif
yang perlu diketahui adalah peranan secara fisiologis berbagai hormon tanaman
dalam mempengaruhi proses pertumbuhan hasil perbanyakan tanaman. Aspek genetik
perbanyakan tanaman secara vegetatif berkaitan dengan keseragaman dan keragaman
secara genetik tanaman yang diperbanyak secara vegetatif. Ketiga aspek tersebut
apabila dipahami dengan benar diharapkan akan menunjang keberhasilan dalam
pelaksanaan perbanyakan tanaman secara vegetatif. Perbanyakan secara vegetatif dilakukan menggunakan bagian-bagian tanaman
seperti cabang, ranting, pucuk, daun, umbi dan akar. Prinsipnya adalah
merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang
menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang dan daun sekaligus.
Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara cangkok, rundukan,
stek dan kultur jaringan (Machmudi, 2012.
Umbi lapis merupakan
umbian yang berlapi-lapis dan di tengahnya memiliki tunas. Pada bagian atas
atau permukaan memiliki buku, tumbuh daun dan juga terdapat didua ketiak
tanaman. Contoh umbi lapis yaitu bawang merah, bawang putih dan lain
sebagainya. (Yustina, 1994).
Tujuan Praktikum
Tujuan
dari praktikum perbanyakan tanaman secara vegetatif alami ini adalah untuk
mengetahui cara-cara perbanyakan tanaman secara vegetatif alami pada tanaman
bawang merah.
Kegunaan Praktikum
1. Sebagai
salah satu syarat untuk lulus kuliah praktikum Sistem Perbanyakan Tanaman.
2.
Sebagai masukan dan informasi pada
sistem perbanyakan tanaman.
TINJAUAN
PUSTAKA
Perbanyakan vegetatif dimana mengambil bahan tanaman
darii organ tubuh tanaman induk yang merupakan hasil pertumbuhan tanaman
(bagian geratif) dan sifat dari keturunannya pasti sama dengan induknya (Abdurahman,
2008).
Perbanyakan tanaman
tanpa melalai perkawinan atau tidak menggunakan biji tanaman induk yang terjadi
secara alami tanpa campur tangan manusia (Rahardja, 2003).
Vegetatif
Alami merupakam perkembangbiakan yang terjadi tanpa campur tangan manusia
seperti Umbi lapis. Umbi lapis merupakan daun yang berlapis-lapis. Pada bagian
atas umbi lapis tumbuh daun, sedangkan pada bagian bawah umbi lapis terdiri
dari cakram dan akar serabut. Umbi lapis dipandang berbeda dari umbi yang
lainnya karena tidak mengakumulasi karbonhidrat dalam bentuk polisakarida.
Pembesarannya terjadi karena berkumpulnya cairan disel-selnya. Contoh tumbuhan
yang memiliki umbi lapis, antara lain: bawang merah, bawang putih, bunga bakung
dan bunga tulip (Wudianto, 1991).
Sistematika
Bawang Merah
Bawang merah merupakan salah satu
tanaman yang termasuk kedalam umbian tanah, dan juga tanaman yang memiliki
perakaran yang serabut di bagian pangkal umbi. Tanaman bawang merah ini
diduga berasal dari Asia Tenggara yang menyebar luas keberbagai wilayah dan
juga tempat lainnya, bawang merah ini biasanya digunakan sebagai bumbu atau
tambahan masakan yang bertujuan untuk memberikan cipta rasa khusus dalam
masakan tersebut.
Secara umumnya, bawang merah ini
juga merupakan salah satu tanaman yang memiliki kandungan dan senyawa yang
sangat tinggi, sehingga di zaman dahulu hingga sekarang banyak menggunakan
bawang merah ini sebagai bahan herbal dan juga tradisional untuk menyembuhkan
berbagai penyakit serta menyehatkan kesehatan tubuh. Secara sistematisnya
bawang merah ini dapat diklasifikasi dan morfologikan sebagai sebagai berikut.
Klasifikasi bawang merah
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Super divisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub kelas : Lilidae
Ordo : Lililales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa L. Var. Aggregatum
Morfologi
Bawang Merah
·
Akar
Berakar serabut dengan sistem perakaran
dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15 – 30 cm di dalam
tanah.
·
Batang
Memiliki batang sejati atau disebut “diskus”
yang berbentuk seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar
dan mata tunas (titik tumbuh), diatas diskus terdapat batang semu yang tersusun
dari pelepah-pelepah daun dan batang semu yang berada di dalam tanah berubah
bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis.
·
Daun
Berbentuk silindris kecil memanjang antara 50
– 70 cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing, bewarna hijau muda sampai tua,
dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek.
·
Bunga
Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman (titik
tumbuh) yang panjangnya antara 30 – 90 cm, dan di ujungnya terdapat 50 – 200
kuntum bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah berbentuk payung. Tiap
kuntum bunga terdiri atas 5 – 6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang
sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk
hampir segitiga. Bunga bawang merupakan bunga sempurna (hermaprodit) dan dapat
menyerbuk sendiri atau silang.
·
Buah dan Biji
Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul
membungkus biji berjumlah 2 –3 butir, bentuk biji agak pipih saat muda berwarna
bening atau putih setalah tua berwarna hitam. Biji bawang merah dapat digunkan
sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.
·
Habitat dan
Penyebaran
Bawang merah dihasilkan di 24 dari 30 provinsi
di indonesia. Provinsi penghasil utama bawang merah diantaranya adalah Sumatera
Utara, Sumatara Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, bali, NTB, dan
Sulawesi selatan.
·
Kandungan dan
Manfaat Tanaman
Sebagai obat tradisional yang dapat
menyembuhkan penyakit deman, kencing manis dan batuk. Bawang merah
mengandung kuersetin, antioksidan yang kuat yang bertindak sebagai agen untuk
menghambat sel kanker. Kandungan lain dari bawang merah diantaranya protein,
mineral, sulfur, antosianin, karbohidrat, dan serat (Nugroho, 1992).
BAHAN
DAN METODA
Waktu dan Tempat
Kegiatan
Praktikum Teknologi Perbanyakan Tanaman Dilaksanakan Pada Hari Senin 30 Oktober
2017 Pukul 14:00 WIB di Laboratorium Kebun Percobaan Universitas Pembangunan
Panca Budi Medan.
Alat dan Bahan
Ada pun alat yang digunakan pada
pelaksanaan praktikum ini antara lain : pisau cutter dan 3 polibeg.
Ada pun bahan yang digunakan pada
pelaksanaan praktikum ini antara lain : 3 buah bawang merah, pasir, topsoil, dan pupuk
kandang.
Prosedur Kerja
·
Di pilih bawang merah yang bagus dan
yang agak berkeriput atau agak tua.
·
Dipotong bagian atas umbi bawang merah
dengan merata.
·
Kemudian, pasir, topsoil, dan pupuk
kandang yang telah disiapkan di campurkan dan dibagi menjadi tiga media tanam
dengan pola pembagian sebagai berikut pasir di campurkan dengan topsoil, pasir
dicampurkan dengan pupuk kandang, dan pupuk kandang di campurkan dengan
topsoil.
·
Lalu, ketiga pola pembagian tersebut di
masukkan kedalam ketiga polibeg yang telah disiapkan,
·
Kemudian, umbi bawang merah yang telah
di potong tersebut, ditanam dimasing-masing polibeg serta menuliskan keterangan
tiap polibeg yang ditanami umbi bawang merah.
·
Di amati pertumbuhan dan perkembangan
tunas bawang merah..
·
Di lakukan perawatan.
HASIL
PRAKTIKUM
Hasil
Tabel Hasil Pengamatan
No
|
Media Tanam
|
Pertumbuhan
|
Jumlah Daun
|
|
Hidup
|
Mati
|
|||
1
|
Pasir dan Pupuk Kandang
|
ü
|
-
|
4
|
2
|
Pasir dan Topsoil
|
ü
|
-
|
4
|
3
|
Pupuk Kandang dan Topsoil
|
ü
|
-
|
11
|
Pengamatan
pada minggu pertama (7 hari setelah ditanam) adalah pengamatan hasil tumbuh
atau tidak tumbuhnya bakal tunas tanaman bawang merah yang ditanam pada ketiga
media tanam tersebut.
PEMBAHASAN
Menurut parah ahli (Kurniatusolihat,
2009), Perbanyakan secara
vegetatif merupakan proses perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian
tertentu dari tanaman seperti, daun, batang, umbi, dan akar untuk menghasilkan
tanaman baru yang sama dengan induknya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah kami lakukan pada perbanyakan tanaman umbi secara vegetatif alami yaitu
12 hari setelah penanaman bawang merah pada ketiga media tanam tersebut, hasil
dari pengamatan adalah menunjukkan bahwa ketiga bawang merah yang telah ditanam
tersebut berhasil tumbuh dengan syarat tumbuh yaitu memunculkan tunas muda pada
bagian ujung umbi yang telah dipotong serta tanamannya terlihat segar.
Proses
pelaksanaan praktikum ini dimulai pada awal pemilihan bibit dari sumbi bawang
merah yang telah diseleksi terlebih dahulu dengan memperhatikan morfologi dari
bawang tersebut apakah mendukung untuk dijadikan sebagai bibit perbanyakan atau
tidak. Setelah itu dilakukan pemotongan
berkisar kira-kira setengah cm dari ujung umbi bawang. Kemudian penanaman bibit
tersebut dibutuhkan media tanam dari bahan
pasir, topsoil, dan pupuk kandang. Ketiga media tanam tersebut di campurkan
dengan pola pencampuran sebagai berikut dimana polibeg sebagai media tanam
pertama berisi pasir di campurkan dengan topsoil, polibeg kedua berisi pasir
dicampurkan dengan pupuk kandang dan polibeg ketiga berisi pupuk kandang
dicampurkan dengan topsoil.
Penanaman ketiga buah umbi bawang
merah tersebut dilakukan dengan cara menempatkan satu buah umbi bawang merah di
tanam kedalam satu media tanam polibeg, begitu juga dengan umbi berikutnya
ditanam pada polibeg kedua dan umbi beikutnya ditanam pada polibeg ketiga.
Masing – masing diberikan keterangan/tanda isi media tanam apa saja yang ada
didalam polibeg 1,2 dan 3. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, jumlah daun
yang tumbuh setiap media tanam tersebut yaitu media tanam pupuk kadang dicampur
topsoil menghasilkan 11 daun, pupuk kadang di campur dengan pasir menghasilkan
4 daun, dan topsoil dicampur dengan pasir meghasilkan 4 daun.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah kami lakukan pada pelaksanaan Praktikum teknologi Perbanyakan Tanaman ini
tentang perbanyakan tanaman secara vegetatif alami pada tanaman bawang merah
dengan menggunakan tiga pola pembagian media tanam dari pasir, topsoil dan
pupuk kandang adalah membuktikan bahwa ketiga pola media tanam tersebut
menunjukkan perbedaan kesuburan pada tanaman vegetatif alami dimana tanaman
bawang merah tersebut lebih cepat proses pertunasan dan pertumbuhannya pada
media tanam pupuk dicampur dengan topsoil dibading dengan pola media tanaman
lainnya.
Saran
Saran kami untuk praktikum ini
adalah agar praktikan serius dan betul-betul melaksanakan praktikum ini
berdasarkan prosedur kerja atau pengarahan dari asisten Praktek Teknologi
Perbanyakan Tanaman serta melakukannya dengan teliti mulai pemilihan bibit umbi
bawang merah, proses pelaksanaan, perawatan hingga tanaman bawang merah
tersebut menumbuhkan tunas sebagai syarat keberhasilan pada pelaksanaan
praktikum ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Ashari, S.1995.Hortikultura Aspek
Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta
Jumin, Hasan Basri. 1994. Dasar-Dasar
Agronomi. PT. Raja Garfindo. Jakarta.
Kurniatusolihat, N. 2009. Pengaruh Bahan Stek Dan Pemupukan Terhadap Produksi Terubuk
(Saccharum Edule Hasskarl). Tidak Diterbitkan. Skripsi. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Machmudi,
2012. Petunjuk Praktikum Hortukultura Buah. Malang. UMM
Nugroho H. 1992. Perbanyakan, dan Perawatan
Tanaman. Bogor : PT Gramedia.
Wudianto, Rini. 1991. Membuat Setek, Cangkok
dan Okulasi. Penebar Swadaya. Jakarta.