Ketik disini untuk menemukan yang anda cari >>>

Sunday 17 June 2018

PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF ALAMI PADA BAWANG MERAH


PRAKTIKUM PERBANYAKAN TANAMAN

PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF ALAMI
PADA BAWANG MERAH

Disusun  Oleh:

GIDEON SEPTEYUSTIAN
1613010128

PRAKTIKUM TEKNOLOGI PERBANYAKAN TANAMAN
LABORATORIUM KEBUN PERCOBAAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2017






PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemahaman tentang konsep dan aspek pada Mata Diklat Dasar-Dasar Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif merupakan salah satu bagian yang penting dalam kegiatan perbanyakan tanaman secara vegetatif. Pengetahuan tentang konsep perbanyakan tanaman secara vegetatif sangat penting untuk diketahui agar dapat dipahami pengertian perbanyakan tanaman secara vegetatif dan membedakan pengelompokan dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif. Selain itu, juga perlu didukung pengetahuan tentang arti penting dari perbanyakan tanaman secara vegetatif agar dapat dipahami perlunya dilakukan perbanyakan tanaman secara vegetatif ditinjau dari aspek anatomi, fisiologi, dan genetik. Pemahaman tentang konsep perbanyakan tanaman secara vegetatif juga perlu didukung dengan pengetahuan tentang teknik-teknik yang dapat digunakan dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif (Ashari, 1995).
Perbanyakan secara vegetatif merupakan proses perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tertentu dari tanaman seperti, daun, batang, umbi, dan akar untuk menghasilkan tanaman baru yang sama dengan induknya (Kurniatusolihat, 2009).
Perbanyakan tanaman secara vegetatif juga perlu pemahaman tentang pengatahuan aspek-aspek pentingnya meliputi aspek anatomi, fisiologi, dan genetik. Aspek anatomi perbanyakan tanaman secara vegetatif berkaitan dengan pengetahuan struktur internal dari akar, batang, dan daun untuk  memahami proses terbentuknya akar adventif pada stek dan cangkok dan terbentuknya penyatuan sambungan pada penyusuan, okulasi, dan sambungan. Aspek fisiologi perbanyakan tanaman secara vegetatif yang perlu diketahui adalah peranan secara fisiologis berbagai hormon tanaman dalam mempengaruhi proses pertumbuhan hasil perbanyakan tanaman. Aspek genetik perbanyakan tanaman secara vegetatif berkaitan dengan keseragaman dan keragaman secara genetik tanaman yang diperbanyak secara vegetatif. Ketiga aspek tersebut apabila dipahami dengan benar diharapkan akan menunjang keberhasilan dalam pelaksanaan perbanyakan tanaman secara vegetatif. Perbanyakan secara vegetatif dilakukan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti cabang, ranting, pucuk, daun, umbi dan akar. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang dan daun sekaligus. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara cangkok, rundukan, stek dan kultur jaringan (Machmudi, 2012.
Umbi lapis merupakan umbian yang berlapi-lapis dan di tengahnya memiliki tunas. Pada bagian atas atau permukaan memiliki buku, tumbuh daun dan juga terdapat didua ketiak tanaman. Contoh umbi lapis yaitu bawang merah, bawang putih dan lain sebagainya. (Yustina, 1994).
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum perbanyakan tanaman secara vegetatif alami ini adalah untuk mengetahui cara-cara perbanyakan tanaman secara vegetatif alami pada tanaman bawang merah.
Kegunaan Praktikum
1.      Sebagai salah satu syarat untuk lulus kuliah praktikum Sistem Perbanyakan Tanaman.
2.      Sebagai masukan dan informasi pada sistem perbanyakan tanaman.


TINJAUAN PUSTAKA
Perbanyakan vegetatif dimana mengambil bahan tanaman darii organ tubuh tanaman induk yang merupakan hasil pertumbuhan tanaman (bagian geratif) dan sifat dari keturunannya pasti sama dengan induknya (Abdurahman, 2008).
Perbanyakan tanaman tanpa melalai perkawinan atau tidak menggunakan biji tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia (Rahardja, 2003).
Vegetatif Alami merupakam perkembangbiakan yang terjadi tanpa campur tangan manusia seperti Umbi lapis. Umbi lapis merupakan daun yang berlapis-lapis. Pada bagian atas umbi lapis tumbuh daun, sedangkan pada bagian bawah umbi lapis terdiri dari cakram dan akar serabut. Umbi lapis dipandang berbeda dari umbi yang lainnya karena tidak mengakumulasi karbonhidrat dalam bentuk polisakarida. Pembesarannya terjadi karena berkumpulnya cairan disel-selnya. Contoh tumbuhan yang memiliki umbi lapis, antara lain: bawang merah, bawang putih, bunga bakung dan bunga tulip (Wudianto, 1991).

Sistematika Bawang Merah
Bawang merah merupakan salah satu tanaman yang termasuk kedalam umbian tanah, dan juga tanaman yang memiliki perakaran yang serabut di bagian pangkal umbi. Tanaman bawang merah ini  diduga berasal dari Asia Tenggara yang menyebar luas keberbagai wilayah dan juga tempat lainnya, bawang merah ini biasanya digunakan sebagai bumbu atau tambahan masakan yang bertujuan untuk memberikan cipta rasa khusus dalam masakan tersebut.
Secara umumnya, bawang merah ini juga merupakan salah satu tanaman yang memiliki kandungan dan senyawa yang sangat tinggi, sehingga di zaman dahulu hingga sekarang banyak menggunakan bawang merah ini sebagai bahan herbal dan juga tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit serta menyehatkan kesehatan tubuh.  Secara sistematisnya bawang merah ini dapat diklasifikasi dan morfologikan sebagai sebagai berikut.
Klasifikasi bawang merah
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Super divisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub kelas : Lilidae
Ordo : Lililales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa L. Var. Aggregatum

Morfologi Bawang Merah
·         Akar
Berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15 – 30 cm di dalam tanah.
·         Batang
Memiliki batang sejati atau disebut “diskus” yang berbentuk seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan mata tunas (titik tumbuh), diatas diskus terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun dan batang semu yang berada di dalam tanah berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis.
·         Daun
Berbentuk silindris kecil memanjang antara 50 – 70 cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing, bewarna hijau muda sampai tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek.
·          Bunga
Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30 – 90 cm, dan di ujungnya terdapat 50 – 200 kuntum bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5 – 6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga. Bunga bawang merupakan bunga sempurna (hermaprodit) dan dapat menyerbuk sendiri atau silang.
·         Buah dan Biji
Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2 –3 butir, bentuk biji agak pipih saat muda berwarna bening atau putih setalah tua berwarna hitam. Biji bawang merah dapat digunkan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.
·         Habitat dan Penyebaran
Bawang merah dihasilkan di 24 dari 30 provinsi di indonesia. Provinsi penghasil utama bawang merah diantaranya adalah Sumatera Utara, Sumatara Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, bali, NTB, dan Sulawesi selatan.
·         Kandungan dan Manfaat Tanaman
Sebagai obat tradisional yang dapat menyembuhkan penyakit deman, kencing manis dan batuk. Bawang merah mengandung kuersetin, antioksidan yang kuat yang bertindak sebagai agen untuk menghambat sel kanker. Kandungan lain dari bawang merah diantaranya protein, mineral, sulfur, antosianin, karbohidrat, dan serat (Nugroho, 1992).


BAHAN DAN METODA
Waktu dan Tempat
Kegiatan Praktikum Teknologi Perbanyakan Tanaman Dilaksanakan Pada Hari Senin 30 Oktober 2017 Pukul 14:00 WIB di Laboratorium Kebun Percobaan Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.
Alat dan Bahan
Ada pun alat yang digunakan pada pelaksanaan praktikum ini antara lain : pisau cutter dan 3 polibeg.
            Ada pun bahan yang digunakan pada pelaksanaan praktikum ini antara lain : 3  buah bawang merah, pasir, topsoil, dan pupuk kandang.
Prosedur Kerja
·         Di pilih bawang merah yang bagus dan yang agak berkeriput atau agak tua.
·         Dipotong bagian atas umbi bawang merah dengan merata.
·         Kemudian, pasir, topsoil, dan pupuk kandang yang telah disiapkan di campurkan dan dibagi menjadi tiga media tanam dengan pola pembagian sebagai berikut pasir di campurkan dengan topsoil, pasir dicampurkan dengan pupuk kandang, dan pupuk kandang di campurkan dengan topsoil.
·         Lalu, ketiga pola pembagian tersebut di masukkan kedalam ketiga polibeg yang telah disiapkan,
·         Kemudian, umbi bawang merah yang telah di potong tersebut, ditanam dimasing-masing polibeg serta menuliskan keterangan tiap polibeg yang ditanami umbi bawang merah.
·         Di amati pertumbuhan dan perkembangan tunas bawang merah..
·         Di lakukan perawatan.


HASIL PRAKTIKUM
Hasil
Tabel Hasil Pengamatan
No
Media Tanam
Pertumbuhan
Jumlah Daun
Hidup
Mati
1
Pasir dan Pupuk Kandang
ü
-
4
2
Pasir dan Topsoil
ü
-
4
3
Pupuk Kandang dan Topsoil
ü
-
11

            Pengamatan pada minggu pertama (7 hari setelah ditanam) adalah pengamatan hasil tumbuh atau tidak tumbuhnya bakal tunas tanaman bawang merah yang ditanam pada ketiga media tanam tersebut.


PEMBAHASAN
            Menurut parah ahli (Kurniatusolihat, 2009), Perbanyakan secara vegetatif merupakan proses perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tertentu dari tanaman seperti, daun, batang, umbi, dan akar untuk menghasilkan tanaman baru yang sama dengan induknya. 
            Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada perbanyakan tanaman umbi secara vegetatif alami yaitu 12 hari setelah penanaman bawang merah pada ketiga media tanam tersebut, hasil dari pengamatan adalah menunjukkan bahwa ketiga bawang merah yang telah ditanam tersebut berhasil tumbuh dengan syarat tumbuh yaitu memunculkan tunas muda pada bagian ujung umbi yang telah dipotong serta tanamannya terlihat segar.
Proses pelaksanaan praktikum ini dimulai pada awal pemilihan bibit dari sumbi bawang merah yang telah diseleksi terlebih dahulu dengan memperhatikan morfologi dari bawang tersebut apakah mendukung untuk dijadikan sebagai bibit perbanyakan atau tidak.  Setelah itu dilakukan pemotongan berkisar kira-kira setengah cm dari ujung umbi bawang. Kemudian penanaman bibit tersebut dibutuhkan  media tanam dari bahan pasir, topsoil, dan pupuk kandang. Ketiga media tanam tersebut di campurkan dengan pola pencampuran sebagai berikut dimana polibeg sebagai media tanam pertama berisi pasir di campurkan dengan topsoil, polibeg kedua berisi pasir dicampurkan dengan pupuk kandang dan polibeg ketiga berisi pupuk kandang dicampurkan dengan topsoil.
            Penanaman ketiga buah umbi bawang merah tersebut dilakukan dengan cara menempatkan satu buah umbi bawang merah di tanam kedalam satu media tanam polibeg, begitu juga dengan umbi berikutnya ditanam pada polibeg kedua dan umbi beikutnya ditanam pada polibeg ketiga. Masing – masing diberikan keterangan/tanda isi media tanam apa saja yang ada didalam polibeg 1,2 dan 3. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, jumlah daun yang tumbuh setiap media tanam tersebut yaitu media tanam pupuk kadang dicampur topsoil menghasilkan 11 daun, pupuk kadang di campur dengan pasir menghasilkan 4 daun, dan topsoil dicampur dengan pasir meghasilkan 4 daun.


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
            Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada pelaksanaan Praktikum teknologi Perbanyakan Tanaman ini tentang perbanyakan tanaman secara vegetatif alami pada tanaman bawang merah dengan menggunakan tiga pola pembagian media tanam dari pasir, topsoil dan pupuk kandang adalah membuktikan bahwa ketiga pola media tanam tersebut menunjukkan perbedaan kesuburan pada tanaman vegetatif alami dimana tanaman bawang merah tersebut lebih cepat proses pertunasan dan pertumbuhannya pada media tanam pupuk dicampur dengan topsoil dibading dengan pola media tanaman lainnya.
Saran
            Saran kami untuk praktikum ini adalah agar praktikan serius dan betul-betul melaksanakan praktikum ini berdasarkan prosedur kerja atau pengarahan dari asisten Praktek Teknologi Perbanyakan Tanaman serta melakukannya dengan teliti mulai pemilihan bibit umbi bawang merah, proses pelaksanaan, perawatan hingga tanaman bawang merah tersebut menumbuhkan tunas sebagai syarat keberhasilan pada pelaksanaan praktikum ini.


DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S.1995.Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta
Jumin, Hasan Basri. 1994. Dasar-Dasar Agronomi. PT. Raja Garfindo. Jakarta.
Kurniatusolihat, N. 2009. Pengaruh Bahan Stek Dan Pemupukan Terhadap Produksi Terubuk (Saccharum Edule Hasskarl). Tidak Diterbitkan. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Machmudi, 2012. Petunjuk Praktikum Hortukultura Buah. Malang. UMM
Nugroho H. 1992. Perbanyakan, dan Perawatan Tanaman. Bogor : PT Gramedia.
Wudianto, Rini. 1991.  Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi. Penebar Swadaya. Jakarta.