PRAKTIKUM
PERBANYAKAN TANAMAN
SAMBUNG SISIP
PADA TANAMAN
KELENGKENG
Disusun Oleh:
GIDEON S.
TELAUMBANUA
1613010128
PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PERBANYAKAN TANAMAN
LABORATORIUM
KEBUN PERCOBAAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2017
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembiakan
dengan cara vegetatif adalah pembiakan yang menggunakan bagian-bagaian pada
tanaman tersebut sepreti batang, akar, daun, ranting, umbi, pucuk untuk
meghasilkan individu baru. Pembiakan dengan cara ini lebih banyak digunakan
karena memiliki keunggulan yaitu produk yang dihasilkan memiliki sifat yang
mirip dengan induknya. Prinsip dari pembiakan vegetatif ini adalah merangsang
tunas adventiv yang ada pada bagian tersebut sehingga dapat tumbuh dengan sempurna
yaitu memiliki akar, daun, dan batang sekaligus (Adinugraha dan Hamdan Adma,
2007).
Grafting
atau penyambungan merupakan metode perbanyakan vegetatif buatan. Penyambungan
adalah seni menyambung dua jaringan tanaman hidup sedemikian rupa sehingga keduanya
bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai satu tanaman gabungan. Teknik
apapun yang memenuhi kriteria ini dapat digolongkan sebagai metode grafting
sedangkan budding adalah salah satu bentuk grafting dengan ukuran batang atas
tereduksi mejadi hanya satu mata tunas. Tanaman bagian atas disebut entris atau
batang atas (scion) sedangkan batang bagian bawah disebut understam atau batang
bawah (rootstock). Batang atas berupa potongan pucuk tanaman yang terdiri atas
beberapa tunas dorman yang akan berkembang menjadi tajuk sedangkan batang bawah
akan berkembang menjadi sistem perakaran (Satarani, Etiwidayanti dan Lila Sari,
1999)..
Alasan-alasan
dilakukan penyambungan antara lain untuk menghasilkan sifat-sifat klon yang
tidak dapat dilakukan dengan cara stek atau mencangkok, untuk memperbaiki
jenis-jenis tanaman, untuk mempercepat berbuahnya dari bibit yang diseleksi,
untuk memperbaiki bagian-bagian pohon yang rusak dan alasan lain untuk
melakukan grafting adalah memperoleh keuntungan dari batang bawah tertentu,
seperti perakaran kuat, toleran terhadap lingkungan tertentu, mengubah kultivar
dari tanaman yang telah berproduksi yang disebut topworking, mempercepat
kematangan reporoduktif dan produksi buah lebih awal, mempercepat pertumbuhan
tanaman dan mengurangi waktu produksi mendapatkan bentuk pertumbuhan tanaman
khusus dan memperbaiki kerusakan pada tanaman. Aplikasi grafting juga dapat
dilakukan untuk membuat satu tanaman dengan jenis yang berbeda-beda, untuk
mengatasi masalah polinasi dalam kasus self-incompability atau tanaman berumah
dua (Limbongan, 2011).
Perkembang
biakan secara generatif merupakan proses perkembang biakan yang melibatkan
peleburan gamet jantan dan gamet betina. Proses peleberuan dua gamet ini biasa
kita sebut pembuahan. Perkembang biakan secara generatif terjadi pada tumbuhan
berbiji, baik gimnossperma (berbiji terbuka) maupun angiosperma (berbiji
tertutup). Sedangkan perkembang biakan secara vegetatif merupakan cara
perkembangbiakan tanpa melalui proses peleburan dua gamet, artinya satu induk
tumbuh dapat memperbanyak diri menghasilkan keturunan yang memiliki sifat
indentik dengan induknya. Perkembang
biakan secara vegetatif dapat terjadi alami atau buatan (artifisial)
(Djoemairi, 2006).
Perkembang
biakan secara vegetatif alami merupakan cara perkembang biakan yang dilakukan
tumbuhan tanpa melibatkan bantuan manusia. Contoh perkembang biakan secara
vegetatif alami antara lain : rizoma, stolon, umbi lapis, tunas, umbi batang,
spora. Sedang perkembang biakan secara vegetatif buatan merupakan cara
perkembang biakan tumbuhan yang sengaja dilakukan oleh manusia. Cara perkembang
biakan ini tergolong cara yang sangat efektif karena dilakukan dalam waktu yang
relatif lebih singkat dibandingkan dengan pperkembangbiakan secara vegetatif alami
(Supriyanto, 2009).
Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui cara sambung sisip pada tanaman
kelengkeng.
Kegunaan
Praktikum
1. Sebagai salah satu syarat untuk
lulus pada mata kuliah praktikum Sistem Perbanyakan Tanaman.
2. Sebagai masukan dan informasi pada sistem perbanyakan
tanaman.
TINJAUAN PUSTAKA
Usaha
untuk memperbanyak jenis dan mempertahankan kelestarian jenis tanaman perlu,
dilakukan pembiakan tanaman. Pembiakan tanaman dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu cara pembiakan tak kawin (vegetatif) dan pembiakan kawin (generatif).
Pembiakan tak kawin berlangsung dengan cara pelepasan organ vegetatif dari
tumbuhan induknya yang kemudian tumbuh menjadi individu baru. Cara pembiakan
tak kawin ini berlangsung tanpa perubahan susunanan kromosom, sehingga sifat
yang diturunkan sama dengan sifat induknya. Yang termasuk pembiakan vegetatif
antara lain okulasi, stek, cangkok, sambung, graffting (Jumin, 2002).
Keuntungan
penggunaan teknik pembibitan secara vegetatif antara lain keturunan yang
didapat mempunyai sifat genetik yang sama dengan induknya, tidak memerlukan
peralataan khusus, alat dan teknik yang tinggi kecuali untuk produksi bibit
dalam skala besar, produksi bibit tidak tergantung pada ketersediaan
benih/musim buah, bisa dibuat secara kontinyu dengan mudah sehingga dapat
diperoleh bibit dalam jumlah yang cukup banyak, meskipun akar yang dihasilkan
dengan cara vegetatif pada umumnya relatif dangkal, kurang beraturan dan
melebar, namun lama kelamaan akan berkembang dengan baik seperti tanaman dari
biji, umumnya tanaman akan lebih cepat bereproduksi dibandingkan dengan tanaman
yang berasal dari biji (Pudjiono, 1996).
Pembibitan secara vegetatif
sangat berguna untuk program pemuliaan tanaman yaitu untuk pengembangan bank
klon (konservasi genetik), kebun benih klon, perbanyakan tanaman yang penting
hasil persilangan terkendali, misalnya hybrid atau steryl hybrid yang tidak
dapat bereproduksi secara seksual, perbanyakan masal tanaman terseleksi
(Adinugraha, 2007).
Menyambung
(grating) adalah salah satu pembiakan vegetative, dimana menggabungkan batang
bawah dan batang atas dari tanaman berbeda sedimikian rupa, sehingga tercapai
persenyawaan dan kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru.
Penyambungan mutlak memerlukan batang atas dan batng bawah. Batang bawah
sering juga disebut STOCK atau ROOK STOCK atau ENDERSTAM. Ciri-ciri
batang bawah adalah batang masih dilengkapi dengan akar. Sedangkan batang
atas yang di sambungkan sering disebut ENTRIES atau SCION. Batang atas dapat
berupa potongan batang atau biiasa juga batang yang masih berada pada pohon
induknya (Sadjad, 1980).
Teknik sambung sisip merupakan modifikasi dari teknik
okulasi. Yang berbeda, jika pada okulasi menggunakan mata tunas sebagai
sambungannya, pada teknik sambung sisip yang digunakan adalah ranting muda yang
memiliki tak hanya satu mata tunas, tetapi jumlahnya bisa lebih (Mustofa, 2011).
Teknik
penyambungan ini biasa kita terapkan untuk beberapa keperluan yaitu membuat
bibit tanaman unggul, memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan juga untuk
membantu pertumbuhan tanaman. Dengan mengadakan penyambungan kita
mengharapkan agar bibit yang kita hasilkan akan lebih unggul dari tanaman
asanya (Batang bawah dan batang atas) (Wudianto, 2002).
Klasifikasi Tanaman Kelengkeng
Kingdom : Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Sapindales
Famili
: Sapindaceae
Genus
: Dimocarpus
Spesies
: Dimocarpus logan L (Lelychusna, 2011)
Morfologi Tanaman Lengkeng
·
Akar
Tanaman Kelengkeng memiliki
akar tunggang yang dalam dan akar kesamping yang luas.
·
Batang
Tanaman Kelengkeng memiliki percabangan yang banyak.
Daun
Tanaman
Kelengkeng memiliki daun majemuk, dengan 2-4 pasang anak daun, sebagian
besar berbulu rapat pada aksialnya. Tangkai daun 1-20 cm, tangkai anak daun
0,5-3,5 cm. Anak daun bulat memanjang.
Bunga
Perbungaan
umumnya di ujung (flos terminalis), panjangnya sekitar 4-80 cm, lebat dengan
bulu-bulu kempa, bentuk payung menggarpu. Mahkota bunga lima helai, panjang
hingga 6 mm.
Buah
Tanaman
Kelengkeng memiliki buah yang bulat, warna coklat kekuningan, hampir
gundul, licin, berbutir-butir, berbintil kasar atau beronak, bergantung pada
jenisnya. Daging buah (arilus) tipis berwarna puith dan agak bening. Pembungkus
biji berwarna coklat kehitaman, mengkilat. Terkadang berbau agak keras.
Biji
Tanaman
Kelengkeng Bijinya berbentuk bulat, terdiri dari dua keping dan dilapisi
kulit biji yang berwarna hitam. Daging bijinya sendiri berwarna putih,
mengandung karbohidrat, sedikit minyak, dan saponin.
BAHAN DAN METODA
Waktu dan Tempat
Kegiatan pratikum teknologi perbanyakan
tanaman dilaksanakan pada hari senin
tanggal 20 November 2017 pukul 14:00 WIB di Laboratorium Kebun Percobaan
Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.
Alat dan Bahan
Ada pun alat yang di gunakan pada pelaksanaan
pratikum ini antara lain : pisau cutter dan plastik
Ada
pun bahan yang di gunakan pada pelaksanaan pratikum ini antara lain : Tanaman Klengkeng
Prosedur Kerja
·
Di siapkan batang bawah yang pertumbuhannya sehat
·
Di pilih titik penyambungan, kira-kira 15-25 cm diatas pangkal batang
·
Di iris kulit batang dititik penyambungan tersebut memanjang dari atas
ke bawah sepanjang 3-5 cm dengan lebar 7-10 mm
·
Di potong melintang kulit batang pada bagian atas lalu congkel
menggunakn mata pisau kemudian tarik kulit batang perlahan dengan hati-hati
·
Di potong “lidah” kulit batang tersebut dengan menyisakan kulit batang
sepanjang 1 cm dibagian bawah yang berfungsi sebagai dudukan atau penyangga
entres yang akan ditempelkan ke batang bawah
·
Di siapkan cabang atau ranting yang cukup muda dengan kulit berwarna
hijau atau hijau keabuan
·
Di potong semua daun dan disisakan tangkai daun sepanjang kurang lebih 5
mm yang berfungsi untuk melindungi mata tunas dibagian ketiak tangkai daun saat
plastik pengikat dititikkan ke titik sambungan
·
Di potong cabang atau ranting dengan 1-3 mata tunas, lalu iris sepanjang
2 cm pada bagian pangkalnya
·
Di letakkan batang atas yang telah disayat bagian pangkalnya berhadapan
dengan batang bawah yang telah diiris
·
Di tempelkan batang atas dan batang bawah
·
Di jepit titik sambungan dengan ibu jari tangan
·
Di iakat bidang sambungan menggunakan plastic yang tipis namun sangat
lentur dan kuat
·
Di ikat mulai dari bawah sekitar 5 mm dibawah sambungan sambil melingkar
menarik plastic ke arah atas, menutup rapat seluruhnya
·
Amati sambung sisip tersebut
HASIL PRAKTIKUM
Hasil
Gambar 2
Gambar hasil sambung sisip pada tanaman kelengkeng pada
praktikum perbanyakan tanaman secara vegetatif bautan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil
pelaksanaan dan pengamatan kami pada praktikum perbanyakan tanaman ini tentang
sambung sisip yaitu bahwa sambung sisip merupakan suatu cara perbanyakan
tanaman secara vegetatif buatan yang hampir sama dengan pelaksanaan pada okulasi
tanaman atau merupakan suatu modifikasi
dari cara okulasi tanaman, hanya saja pada sambung sisip menggunakan entres
dari ranting tanaman kelengkeng sedangkan
pada okulasi menggunakan entres
mata tunas tumbuhan tersebut.
Menurut para penelitian (Mustofa, 2011), Teknik sambung sisip merupakan modifikasi dari teknik
okulasi. Yang berbeda, jika pada okulasi menggunakan mata tunas sebagai
sambungannya, pada teknik sambung sisip yang digunakan adalah ranting muda yang
memiliki tak hanya satu mata tunas, tetapi jumlahnya bisa lebih.
Proses pelaksanaan
sambung sisip diawali pada pemilihan tanaman buah yang utuh dan entres tanaman
yang dibutuhkan sebagai batang sisip. Kemudian pelaksanaan ini dilakukan
pemilihan titik penyambungan kira-kira 15-25 cm diatas pangkal batang, di iris
kulit batang ditilik penyambungan tersebut memanjang dari atas ke bawah
sepanjang 3 sampai 5 cm dengan lebar 7 – 10 mm. Dipotong melintang kulit batang
pada bagian atas lalu congkel menggunakan mata pisau kemudian tarik kulit
batang perlahan dengan hati-hati, Di potong lidah kulit batang tersebut dengan
menyisakan kulit batang sepanjang 1 cm dibagian bawah yang berfungsi sebagai dudukan atau penyangga
entres yang akan ditempelkan kebatang bawah. Siapkan cang atau ranting yang
cukup muda dengan kulit berwarna hijau atau hijau keabuan, dipotong semua daun
dan sisakan tangkai daun sepanjang kurang lebih 5 mm yang berfungsi untuk
emlindungi mata tunas dibagian ketiak tangkai daun saat plastik pengikat
dililitkan ketitip sambung, kemudian potong cabang atau ranting dengan 1-3 mata
tunas, lalu iris sepanjang 2 cm pada bagian pangkalnya.Diletakkan batang atas
yang telah disayat bagian pangkalnya berhadapan dengan batang bawah yang telah
diiris kemudia ditempelkan batang atas dan batang bawah, lalu dijepit titik
sambung dengan ibu jari tangan dan ikat bidang sambung menggunakan plastik yang
tipis namun sangat lentur dan kuat. Pengikatan dimulai dari bawah sekitar 5 cm
dibawah sambungan sambil melingkar manari plastik ke arah atas, menutup rapat
seluruhnya dan diamati sambungan sisip tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa teknik sambung merupakan sisip salah satu teknik yang terbaik untuk mengahasilkan tumbuhan dengan varietas yang
baru dengan cara yang amat mudah dan simpel. Selain itu kita juga dapat
mengetahui bahwa sebenarnya sangat banyak teknik sambung yang dapat kita
gunakan untuk menghasilkan tumbuhan baru dengan varietas yang lebih unggul.
Keberhasilan dari suatu teknik sambung sisip tergantung dari kehati-hatian kita terhadap alat yang
digunakan agar terhindar dari bakteri serta kesetiaan kita dalam memperhatikan
kondisi tanah untuk menunjang pertumbuhan tanaman secara optimal.
Saran
Saran kami untuk pratikum ini adalah agar praktikum serius
dan betul betul melaksanakan praktikum ini berdasarkan prosedur kerja
pengarahan dari asisten dosen praktikum teknologi perbanyakan tanaman serta
melakukannya dengan ketelitian dan steril agar hasilnya sesuai dengan yang di
harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Adinugraha, HA, H.
Moko dan O. Chigira. 2001. Penelitian Pendahuluan Pengaruh Lama Penyimpanan
Scion Terhadap Keberhasilan Sambungan.
Jenis Eucalyptus pellita. Buletin pemuliaan Pohon Vol.5 No.1, hal
11-20. Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman
Hutan. Yogyakarta.
Adinugraha,
Hamdan Adma, dkk. 2007. Teknik Perbanyakan Vegetatif Jenis TanamanAcacia mangium. Jurnal Balai
Besar Penelitian Bioteknologi dan emuliaan Tanaman Hutan vol 5 No. 2:1
Djoemairi, S. 2006. Adenium
Cantik dan Unik dengan Teknik Penyambungan. Kanisus. Yokyakarta.
Jumin,
H. B. 2002.
Agronomi. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Limbongan,
Jermia. 2011. Kesiapan Penerapan Teknologi Sambung Samping Untuk Mendukung
Program Rehabilitas Tanaman kakao. Makassar: Jurnal Litbang Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian 30(4):2
Mustofa, Tarwa. 2011.
Budidaya Tanaman Budah Dalam Pot. Presentasi. Kediri.
Pudjiono, S. 1996. Dasar-dasar Umum Pembuatan Stek Pohon
Hutan. Informasi Teknis No. 1/1996. Balai Penelitian dan Pengembangan
Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta.
Sadjad, S. 1980. Panduan Pembinaan Mutu Benih Tanaman
Kehutanan di Indonesia. Direktorat Reboisasi dan Rehabilitasi. Direktorat
Jendral Kehutanan. Jakarta.
Saptarani,
Eti Widayanti dan Lila Sari, 1999. Cara Bercocok Tanaman Secara
Vegetatif. Jakarta: Sinar Mas.
Supriyanto,
A ; H. Devy; D. Setyorini dan Paino.2009. Penyambungan Entries Mini Hasil
Perbanyakan Invitro Pada Beberapa Persemaian Bagian Bawah Alternatif Manggis. Jurnal Hortikultura. Badan Penelitian dan
Pengembangan Hortikultura. Jakarta.