Ketik disini untuk menemukan yang anda cari >>>

Sunday 17 June 2018

PENETAPAN KADAR KAPASITAS LAPANG (METODE ALHRICK)


 






PRAKTEK DASAR ILMU TANAH
PENETAPAN KADAR KAPASITAS LAPANG
(METODE ALHRICK)

Disusun oleh :

GIDEON S TELAUMBANUA
1613010128

LABORATORIUM KEBUN PERCOBAAN PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2018

 

PENDAHULUAN
  Latar Belakang
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah (Sarwono, 2010).
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati
(Benami dan Offen, 2006 dalam Yanwar, 2005).
Pada praktikum minggu ini, kami menghittung kadar air pada kapasitas lapang.Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukan air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi (Hakim,2007).

Tujuan praktikum
Untuk mengetahui kadar air suatu tanah dalam keadaan kapasitas lapang.
  

TINJAUAN PUSTAKA
Sebagian air yang diperlukan tumbuhan berasal dari tanah (disebut air tanah). Airini harus tersedia pada saat tumbuhan memerlukannya. Kebutuhan air setiap tumbuhanberbeda (Hakim, 2007).
 Air diperlukan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, antara lain untuk memenuhi transpirasi dalam proses asimilasi untuk pembentukan karbohidrat, serta untuk menyangkut hasil-hasil fotosintesisnya. Air tanah berfungsi sebagai pelarut unsur hara dalam tanah. Kadar dan komposisi udara tanah sebagian besar ditentukan oleh hubungan air dan tanah. Udara tanah yang terdiri dari campuran gas itu bergerak menuju ke pori-pori yang belum diduduki oleh air, Air terdapat di dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air atau karena keadaan drainase yang kurang baik (Sarwono, 2010).
Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukan air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama makin mengering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik layu permanen). Kandungan air tanah antara kapasitas lapang dan titik layu permanen disebut total air tanah tersedia (TAW, Total Available Water). Titik kritis adalah batas minimum air tersedia yang dipertahankan agar tidak habis mengering diserap tanaman hingga mencapai titik layu permanen. Titik kritis ini berbeda untuk berbagai jenis tanaman, tanah, iklim serta diperoleh berdasarkan penelitian di lapangan (Benami dan Offen, 2006 dalam Yanwar, 2005).
Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan  untuk tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah ditunjukkan dengan baik (Buckman and Brady, 2007).
Kadar air dalam tanah Ultisol dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persen volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa cara penetapan kadar air tanah dengan gravimetrik, tegangan atau hisapan, hambatan listrik dan pembauran neutron. 
Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari:
a.         Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah terisi oleh air.
b.        Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai menipis, sehingga tegangan antarair-udara meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi.
c.         Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas, dan mempertahankan turgornya.
d.        Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat oleh gaya matrik tanah.
Selain itu untuk menentukan ketersedian air tanah jug adapt dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu.
A.  Kadar Lengas
Lingkup lengas tanah adalah petunjuk umum tentang keadaan lengas tanah. Secara kasar menunjukan tanah berada dalam keadaan kering atau lembab berdasarkan keadaan dalam penggal baku tanah (Soil ontrol ection), yaitu mintakat antara jeluk 10 dan 30 cm dalam tanah lempungan atau antara 30 dan 90 cm dalam tanah pasiran. Penetapan kadar lengas tanah dapat dilakuakn secara tidak langsung atau langsung. Metode langsung diartikan sebagai metode dimana air dikeluarkan dari sampel misalnya melalui evaporasi selanjutnya jumlah air yang dikeluarkan tersebut ditentukan. Cara yang paling umum digunakan dalam menentukan jumlah air yang dikeluarkan adalah dengan mengukur kehilangan berat sample. Penetapan kadar lengas secara tidak langsung dilakuan dengan mengevaluasi perubahan sifat-sifat bahan yang berkorelasi dengan keberadaan air di dalam tanah. Dua sifat-sifat tersebut yang paling banyak digunakan adalah :
1. Jumlah dan laju penyebaran neutron.
2. Konduktifitas dan kapasitas listrik didalam tanah.
Keuntungan dari metode tidak langsung ini adalah pengukuran dapat dilakukan secara cepat dan tidak mengganggu lingkungan disekitarnya (Poewowidodo, 2005).


B.  Berat Volume dan Berat jenis
Pengukuran BV pada prinsipnya dilakukan dengan menghitung berat partikel-partikel padatan tanah total termasuk volume padatan, cairan dan udara. Pengukuran BJ dilakukan dengan menetapkan berat partikel-partikel padatan dan volume dari padatan itu sendiri, tidak termasuk udara dan volume cairan. BV umumnya ditentukan dengan metode ring sampel dan metode lilin sedangkan BJ tanah umumnya ditetapkan dengan menggunakan metode Pyonometer. Meskipun pyonometer itu sendiri dapat juga diganti dengas gelas ukur, prinsip kerja keduanya adalah sama. Variasi dari metode ini juga terjadi pada larutan yang digunakan untuk menetapkan volume partikel padatan. Sabagaian ahli merekomendasikan minyak tanah, sedangkan yang lain cukup dengan menggunakan aquades (Oji, 2007).
C.  Porositas Total .
            Pengukuran porositas total tanah pada prinsipnya adalah menentukan volume ruang pori yang ada diantara partikel-partikel padatan, nilai Pt dapat ditentukan melalui dua cara yaitu pengukuran dan perhitungan. Metode yang umum digunakan ialah menggunakan contoh tanah utuh di dalam ring sampel. Metode lain adalah dengan menggunakan metode thinsection. Keragaman berat volume tanah sangat bergantung pada jenis fraksi penyusunan tanah termasuk tekstur tanah. tanah-tanah yang bertekstur jarang biasanya biasanya mempunyai berat volume yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang agak pejal. Pertumbuhan akar akan terhambat pada tanah-tanah yang mempunyai berat volume lebih dari 1,6 g/cm3 (Saim, 2008).


BAHAN DAN METODE
Waktu dan tempat
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 28 april 2018 di Laboratorium Universitas Pembangnan Panca Budi.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan praktikum ini yaitu : Pasir kering udara, tanah dan air.
Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu : Toples, Pipet, Botol semprot, Lembaran plastik penutup, Timbangan, Cawan, Sendok tanah.
Prosedur kerja:
1.        Dibersihkan toplesdan diberi label kemudian ditimbang
2.        Dimasukkan pasir kering udara kedalam toples dengan hati-hati sejumlah ¼ dari tinggi toples secara merata tanpa ditekan
3.        Diletakkan pipet ditengah-tengahnya kemudian tuanglah contoh tanah kering udara yang akan diperiksa setinggi 2/3 dari toples, fuksi pipet untuk mengalirkan udara
4.        Disiramkan air dengan hati-hati pada permukaan tanah sebaiknya menggunakan pipet tetes sampai air merembas kebatas pasir
5.        Ditutup dengan plastik untuk mencegah penguapan air dan diletakkan ditempat yang sejuk selama 24 jam
6.        Keesokan harinya pindahkan sejumlah tanah dari toples kecawan timbangan
7.        Timbanglah contoh tanah tersebut
8.        Dimasukkan kedalam oven dengan suhu 150 derajat selsius selama 3 jam, sampai tidak terjadi penurunan berat lagi. Catatan : tanah yang dikeluarkan dari oven haruslah dimasukkan kedalam eksilator terlebih dahulu, setelah dingin baru ditimbang
9.        Jangan lupa menimbang cawan , tujuanya untk mengetahui berat tanah kering oven yang sebenarnya
10.    Perhitungan
Berat tanah kering kapasitas lapang =W Gram, X= Gram.
= W-X:X.100%


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Praktikum

Kelompok
berat cawan ( g)
berat cawan + contoh tanah (g)
 setelah di oven (g)
kadar air tanah kering oven (%)
I
4,5
7
2,5
316
II
3,7
6
            2,3
347,82
III
4,5
7,3
2,8
285,71
IV
3,4
5,7
            2,3
386,95
V
4,2
8,1
            3,9
194,87
VI
3,7
            7,8
4,1
209,75

Pembahasan
Dari hasil praktikum kita bisa mengetahui kandungan organik didalam tanah setiap kelompok yang menyatakan bahwa kadar air tanah dipengaruhi oleh kadar bahan organik tanah dan kedalaman solum, makin tinggi kadar bahan organik tanah akan makin tinggi kadar air, serta makin dalam kedalaman solum tanah maka kadar air juga semakin tinggi.
Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersediaan air tanah antara lain :
1. Tekstur tanah
2. Kadar bahan organic tanah
3. Senyawa kimia
4. Kedalaman solum
Selain faktor diatas ketersediaan air tanah juga dipengaruhi oleh iklim dan tanaman ,faktor iklim yang berpengaruh meliputi curah hujan,temperatur,dan kecepatan angin,yang pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranspirasi.Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran,toleransi terhadap kekeringan,serta tingkat dan stadia pertumbuhan,yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman.


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah dilakukan kegiatan praktikum dan pembahasanya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.        kadar air tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut.
2.        Mengetahui jenis dan tipe tanah disetiap kelompok
3.        Mengetahui kadar hara dan organik dalam tanah
Saran
Kiranya kita senantiasa dalam mengikuti praktikum ilmu tanah agar menambah wawasan dan pengetahuan dalam ilmu tanah.


DAFTAR PUSTAKA
Buckman and brady.2007. green plantae. University barline.
Hanifiah,kemas ali.2009.dasar-dasar ilmu tanah..Jakarta:PT  Raja Grafindo Persada.
Hakim. 2006. Dasar-dasar ilmu tanah, UGM Press yogykarta.
Sarwono. 2010. Tanah organik dan tekstuk. Uiversity Indonesia.
Oji. 2007. Dasar tanah. Palembang PT rajaharja.
Poewowidodo.2005. Bahan Organik Tanah. Ugm Press Yogyakarta.