PRAKTEK DASAR ILMU TANAH
PENETAPAN KADAR KAPASITAS LAPANG
(METODE ALHRICK)
Disusun oleh :
GIDEON
S TELAUMBANUA
1613010128
LABORATORIUM KEBUN PERCOBAAN
PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2018
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air
terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah
tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C
untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air
yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula
menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro.
Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada
tanah (Sarwono, 2010).
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses
pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara
larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media
gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia,
hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi
tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang
berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman
memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati
(Benami dan Offen,
2006 dalam Yanwar, 2005).
Pada praktikum minggu ini, kami menghittung kadar air pada kapasitas
lapang.Kapasitas lapang
adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukan air terbanyak yang dapat
ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi (Hakim,2007).
Tujuan
praktikum
Untuk mengetahui kadar air suatu tanah dalam keadaan kapasitas lapang.
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagian air yang
diperlukan tumbuhan berasal dari tanah (disebut air tanah). Airini harus
tersedia pada saat tumbuhan memerlukannya. Kebutuhan air setiap tumbuhanberbeda
(Hakim, 2007).
Air diperlukan oleh tumbuhan untuk memenuhi
kebutuhan biologisnya, antara lain untuk memenuhi transpirasi dalam proses
asimilasi untuk pembentukan karbohidrat, serta untuk menyangkut
hasil-hasil fotosintesisnya. Air tanah berfungsi sebagai pelarut unsur
hara dalam tanah. Kadar dan komposisi
udara tanah sebagian besar ditentukan oleh hubungan air dan tanah. Udara
tanah yang terdiri dari campuran gas itu bergerak menuju ke pori-pori yang
belum diduduki oleh air, Air terdapat di dalam tanah karena ditahan
(diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air atau karena
keadaan drainase yang kurang baik (Sarwono, 2010).
Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup
lembab yang menunjukan air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap
gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah
tersebut terus menerus diserap oleh akar tanaman atau menguap sehingga tanah
makin lama makin mengering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi
menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik layu permanen). Kandungan
air tanah antara kapasitas lapang dan titik layu permanen disebut total air
tanah tersedia (TAW, Total Available Water). Titik kritis
adalah batas minimum air tersedia yang dipertahankan agar tidak habis mengering
diserap tanaman hingga mencapai titik layu permanen. Titik kritis ini berbeda
untuk berbagai jenis tanaman, tanah, iklim serta diperoleh berdasarkan penelitian
di lapangan (Benami dan Offen, 2006 dalam Yanwar, 2005).
Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas
lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga
bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat
digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya,
absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan
tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah
ditunjukkan dengan baik (Buckman and Brady, 2007).
Kadar air dalam tanah Ultisol dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu
persen volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena
dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada volume
tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan
beberapa cara penetapan kadar air tanah dengan gravimetrik, tegangan atau
hisapan, hambatan listrik dan pembauran neutron.
Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan koefisien
yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan
tanaman, terdiri dari:
a.
Jenuh atau retensi maksimum, yaitu
kondisi di mana seluruh ruang pori tanah terisi oleh air.
b.
Kapasitas lapang adalah kondisi dimana
tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai menipis, sehingga tegangan
antarair-udara meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi.
c.
Koefisien layu (titik layu permanen)
adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang
kebutuhan tanaman untuk aktivitas, dan mempertahankan turgornya.
d.
Koefisien Higroskopis adalah kondisi di
mana air tanah terikat sangat kuat oleh gaya matrik tanah.
Selain itu untuk
menentukan ketersedian air tanah jug adapt dipengaruhi oleh beberapa factor
yaitu.
A. Kadar Lengas
Lingkup lengas tanah adalah petunjuk umum tentang keadaan lengas tanah.
Secara kasar menunjukan tanah berada dalam keadaan kering atau lembab
berdasarkan keadaan dalam penggal baku tanah (Soil ontrol ection), yaitu
mintakat antara jeluk 10 dan 30 cm dalam tanah lempungan atau antara 30 dan 90
cm dalam tanah pasiran. Penetapan kadar lengas tanah dapat dilakuakn secara
tidak langsung atau langsung. Metode langsung diartikan sebagai metode dimana
air dikeluarkan dari sampel misalnya melalui evaporasi selanjutnya jumlah air
yang dikeluarkan tersebut ditentukan. Cara yang paling umum digunakan dalam
menentukan jumlah air yang dikeluarkan adalah dengan mengukur kehilangan berat
sample. Penetapan kadar lengas secara tidak langsung dilakuan dengan
mengevaluasi perubahan sifat-sifat bahan yang berkorelasi dengan keberadaan air
di dalam tanah. Dua sifat-sifat tersebut yang paling banyak digunakan adalah :
1. Jumlah dan laju
penyebaran neutron.
2. Konduktifitas dan
kapasitas listrik didalam tanah.
Keuntungan dari metode tidak langsung ini adalah pengukuran dapat dilakukan
secara cepat dan tidak mengganggu lingkungan disekitarnya (Poewowidodo, 2005).
B. Berat Volume dan Berat jenis
Pengukuran BV pada prinsipnya dilakukan dengan menghitung berat
partikel-partikel padatan tanah total termasuk volume padatan, cairan dan
udara. Pengukuran BJ dilakukan dengan menetapkan berat partikel-partikel
padatan dan volume dari padatan itu sendiri, tidak termasuk udara dan volume
cairan. BV umumnya ditentukan dengan metode ring sampel dan metode lilin
sedangkan BJ tanah umumnya ditetapkan dengan menggunakan metode Pyonometer.
Meskipun pyonometer itu sendiri dapat juga diganti dengas gelas ukur, prinsip
kerja keduanya adalah sama. Variasi dari metode ini juga terjadi pada larutan
yang digunakan untuk menetapkan volume partikel padatan. Sabagaian ahli
merekomendasikan minyak tanah, sedangkan yang lain cukup dengan menggunakan
aquades (Oji, 2007).
C. Porositas Total .
Pengukuran
porositas total tanah pada prinsipnya adalah menentukan volume ruang pori yang
ada diantara partikel-partikel padatan, nilai Pt dapat ditentukan melalui dua
cara yaitu pengukuran dan perhitungan. Metode yang umum digunakan ialah menggunakan
contoh tanah utuh di dalam ring sampel. Metode lain adalah dengan menggunakan
metode thinsection. Keragaman berat volume tanah sangat bergantung pada jenis
fraksi penyusunan tanah termasuk tekstur tanah. tanah-tanah yang bertekstur
jarang biasanya biasanya mempunyai berat volume yang lebih rendah dibandingkan
dengan tanah yang agak pejal. Pertumbuhan akar akan terhambat pada tanah-tanah
yang mempunyai berat volume lebih dari 1,6 g/cm3 (Saim, 2008).
BAHAN
DAN METODE
Waktu dan
tempat
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 28 april 2018 di Laboratorium
Universitas Pembangnan Panca Budi.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan
praktikum ini yaitu : Pasir kering udara, tanah dan air.
Alat
Adapun alat yang
digunakan pada praktikum ini yaitu : Toples, Pipet, Botol semprot, Lembaran
plastik penutup, Timbangan, Cawan, Sendok tanah.
Prosedur kerja:
1.
Dibersihkan toplesdan diberi label kemudian
ditimbang
2.
Dimasukkan pasir kering udara kedalam toples
dengan hati-hati sejumlah ¼ dari tinggi toples secara merata tanpa ditekan
3.
Diletakkan pipet ditengah-tengahnya kemudian
tuanglah contoh tanah kering udara yang akan diperiksa setinggi 2/3 dari
toples, fuksi pipet untuk mengalirkan udara
4.
Disiramkan air dengan hati-hati pada permukaan
tanah sebaiknya menggunakan pipet tetes sampai air merembas kebatas pasir
5.
Ditutup dengan plastik untuk mencegah penguapan
air dan diletakkan ditempat yang sejuk selama 24 jam
6.
Keesokan harinya pindahkan sejumlah tanah dari
toples kecawan timbangan
7.
Timbanglah contoh tanah tersebut
8.
Dimasukkan kedalam oven dengan suhu 150 derajat
selsius selama 3 jam, sampai tidak terjadi penurunan berat lagi. Catatan :
tanah yang dikeluarkan dari oven haruslah dimasukkan kedalam eksilator terlebih
dahulu, setelah dingin baru ditimbang
9.
Jangan lupa menimbang cawan , tujuanya untk
mengetahui berat tanah kering oven yang sebenarnya
10. Perhitungan
Berat tanah kering kapasitas lapang =W
Gram, X= Gram.
= W-X:X.100%
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Praktikum
Kelompok
|
berat cawan (
g)
|
berat cawan + contoh tanah (g)
|
setelah di oven (g)
|
kadar air tanah kering oven (%)
|
|
I
|
4,5
|
7
|
2,5
|
316
|
|
II
|
3,7
|
6
|
2,3
|
347,82
|
|
III
|
4,5
|
7,3
|
2,8
|
285,71
|
|
IV
|
3,4
|
5,7
|
2,3
|
386,95
|
|
V
|
4,2
|
8,1
|
3,9
|
194,87
|
|
VI
|
3,7
|
7,8
|
4,1
|
209,75
|
Pembahasan
Dari hasil praktikum kita bisa mengetahui kandungan organik didalam tanah
setiap kelompok yang menyatakan bahwa kadar air tanah dipengaruhi oleh kadar
bahan organik tanah dan kedalaman solum, makin tinggi kadar bahan organik tanah
akan makin tinggi kadar air, serta makin dalam kedalaman solum tanah maka kadar
air juga semakin tinggi.
Faktor – faktor yang
mempengaruhi ketersediaan air tanah antara lain :
1. Tekstur tanah
2. Kadar bahan organic
tanah
3. Senyawa kimia
4. Kedalaman solum
Selain faktor diatas ketersediaan air tanah juga dipengaruhi oleh iklim dan
tanaman ,faktor iklim yang berpengaruh meliputi curah hujan,temperatur,dan
kecepatan angin,yang pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranspirasi.Faktor
tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran,toleransi
terhadap kekeringan,serta tingkat dan stadia pertumbuhan,yang pada prinsipnya
terkait dengan kebutuhan air tanaman.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah dilakukan kegiatan praktikum dan pembahasanya maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1.
kadar air tanah merupakan perbandingan
berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut.
2.
Mengetahui jenis dan tipe tanah disetiap
kelompok
3.
Mengetahui kadar hara dan organik dalam
tanah
Saran
Kiranya kita senantiasa dalam mengikuti praktikum ilmu tanah agar
menambah wawasan dan pengetahuan dalam ilmu tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Buckman and brady.2007. green plantae. University
barline.
Hanifiah,kemas ali.2009.dasar-dasar ilmu
tanah..Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Hakim. 2006. Dasar-dasar ilmu tanah, UGM
Press yogykarta.
Sarwono. 2010. Tanah organik dan
tekstuk. Uiversity Indonesia.
Oji. 2007. Dasar tanah. Palembang PT
rajaharja.
Poewowidodo.2005. Bahan Organik Tanah.
Ugm Press Yogyakarta.