PRAKTEK DASAR
ILMU TANAH
PENETAPAN
TEKSTUR, STRUKTUR DAN KONSISTENSI
TANAH METODA
MERASA DENGAN TANGAN
DISUSUN OLEH
:
GIDEON S TELAUMBANUA
1613010128
LABORATORIUM
KEBUN PERCOBAAN PETERNAKAN
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2018
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah dapat ditemukan hampir dimana saja
dan kiranya tanah itu selalu bersama kita.Karena itu kebanyakan orang tidak
pernah berusaha menentukan apakah tanah itu,darimana asalnya dan bagaimana
sifatnya.Mereka tidak memperhatikan bagaimana tanah itu di suatu tempat berbeda
dengan tanah di tempat lain. Tanah juga merupakan komponen hidup dari
lingkungan yang penting.Bila tanah disalahgunakan, tanaman menjadi kurang
produktif. Bila ditangani secara hati-hati dengan memperhatikan tabiat
fisik dan biologinya, akan terus menerus menghasilkan tanaman dalam beberapa
generasi yang tidak terhitung (Gideon, 2018).
Tekstur tanah berpengaruh terhadap
ketersediaan air yang ada di dalam tanah, semakin besar maka akan semakin
porus. Semakin akar akan mudah melakukan penetrasi. Untuk mengetahui peranan
tekstur tanah bagi ketersediaan air, untuk hara dan pertumbuhan tanaman, maka
pentingnya dilakukan pengamatan tekstur tanah ini. Sehingga jika kita bisa
memahami dan mengetahui berbagai macam tekstur tanah itu sendiri, sehingga akan
menjadi optimal (Praharyanto, 2012).
Penentuan kelas tekstur suatu tanah secara
teliti harus dilakukan analisa tekstur di laboratorium yang disebut analisa
mekanik tanah. Dalam menetapkan tekstur tanah ada tiga metode yang digunakan
yaitu metode lapang, hydrometer, dan pipet. Metode yang digunakan dalam
praktek ini adalah metode hydrometer. Sifat fisik tanah ditentukan
oleh permukaan butiran tanah, sifat-sifat kimia dari butiran dan kandungan
bahan organik. Butiran-butiran yang menyusun tanah mempunyai ukuran yang
berbeda-beda (Hanafiah, 2014).
Tujuan Praktikum
-
Menentukan kelas
tekstur tanah dengan metode perasaan tangan.
-
Menentukan
bentuk, ukuran, dan kematangan struktur tanah
-
Menentukan suatu
konsistensi tanah
TINJAUAN PUSTAKAN
Tekstur
tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang
dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir,
fraksi debu dan fraksi liat.Tanah terdiri dari butir-butir pasir, debu, dan
liat sehingga tanah dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur,
diantaranya kasar, agak kasar, sedang, agak halus,dan hancur (Hanafiah, 2014).
Sasaran pokok cara kerja dalam penetapan
tekstur tanah adalah dengan penentuan agihan ukuran dan jarak penyusun fase
padat tanah, yaitu dengan menguji suatu media utuh tanah diantara muka ibu jari
dan telunjuk, serta memperhatikan rasa tanah dan sifat yang murni (Purwowidodo,
2006).
Konsistensi tanah menunjukkan derajat
kohesi dan adhesi diantara partikel-partikel tanah. Tanah-tanah yang mempunyai
konsistensi yang baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat
pengolahan tanah. Oleh karena itu tanah dapat ditemukan dalam keadaan basah,
lembab, dan kering, maka penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan
keadaan tanah tersebut. Konsistensi tanah dapat ditentukan secara kualitatif dan
kuantitatif. Secara kualitatif dilakukan dengan cara memijat dan
memirit-miritkan atau membuat bulatan atau gulungan. Sedangkan secara
kuantitatif dilakukan dengan cara penentuan angka atterberg (Nurhidayati,
2006).
Tanah-tanah yang mempunyai konsistensi
baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah. Penetapan
konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu : basah, lembab,
dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada
kondisi kadar air tanah kering udara. Oleh karena itu pentingnya mengetahui
konsistensi. Tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara atau konsistensi
tanah untuk mengetahui tanah tersebut layak apa tidak untuk dikelola sebagai
lahan pertanian (Susanto, 2005).
Konsistensi yang besar yaitu pada keadaan
paling kering yang disebabkan oleh adanya gaya kohesi konsistensi sedang pada
waktu keadaan lembab karena adanya gaya adhesi. Konsistensi rendah/sangat
rendah apabila keadaan basah, sangat basah atau jenuh air (Yuswar, 2006).
Terdapat beberapa batas konsistensi
diantaranya batas cair (BC) yang merupakan kandungan lengas tanah pada soot
tanah dapat mengalir tanpa tekanan dibawah standar getaran. Batas lekat (BL)
adalah kandungan lengas pada saat tanah masih kering yang dibasahi secara
perlahan dan mulai melekat pada logam. Batas gulung (BG) adalah kandungan
lengas pada mat keliatan mulai terasa dan tanah dapat dibentuk sesuai dengan
yang dikehendaki dan batas berubah warna (BBW) adalah kandungan lengas tanah
pada saat pasta mulai kering karena masih ada air kapiler (Susanto, 2005).
Tanah yang tidak melekat pada tanah
menunjukkan dalam kondisi basah, tanah hanya mengandung oksigen dan udara lain
padahal udara juga merupakan factor penting pertumbuhan tanaman (Bouma, 2006).
Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang
menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tank menarik antar partikel) dan adhesi
(tank menarik antara partikel dengan air) dengan berbagai kelembaban tanah
(Elfarisna, 2011)
BAHAN DAN
METODE
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum
Ini Dilaksanakan Pada Tanggal 28 Maret 2018 Di Laboratorium Kebun Percobaan
Peternakan Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.
Alat dan
Bahan
Adapun
alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Botol semprot, Cangkul, Sekop dan
Alat tulis.
Adapun
bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu Tanah kering udara dengan ukuran
15 X 15 X 15 cm dan air secukupnya.
Prosedur Kerja :
·
Siapkan contoh
tanah kering udara yang sudah dihaluskan lebih kurang 100 g dan air dalam botol
penyemprot.
·
Ambil contoh
tanah kira-kira satu sendok makan, letakkan ditelapak tangan.
·
Teteskan air
sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk dan digosok dengan telunjuk tangan yang
lain.Taksirlah beberapa banyak pasir yang ada dengan merasakan tingkat
kekerasannya.
·
Tambahkan air
lagi tetapi jangan terlalu basah, kemudian pijit-pijitlah sedikit tanah
diantara ibu jari dan telunjuk.
·
Tambahkan air
sedikit lagi sampai tanah itu bisa digulung, buatlah gulungan dengan diameter
sekitar ½ m dan panjangnya sekitar 5 cm.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Praktikum
Hasil
Pengamatan
|
Contoh I
|
Contoh II
|
Struktur
·
Tipe
·
Ukuran
·
Taraf
Perkembangan
|
Granular
1,2 mm
Lemah
|
Granular
4 mm
Sedang
|
Tekstur Tanah
|
Lempung
Liat Berpasir
|
Lempung
Liat Berpasir
|
Konsistensi
·
Kering
·
Basah
·
Lembab
|
Lekat
Tidak
Lekat
Lekat
|
Lekat
Agak Lekat
Lekat
|
Pembahasan
Ø Pengamatan Tanah Kelompok I :
Tekstur,
tipe, ukuran, taraf perkembangan :
Tekstur
tanahnya adalah lempung liat berpasir, rasa agak kasar, membentuk bola agak
teguh bila membentuk gulungan apabila dipijit. Gulungan mudah hancur serta
melekat. Tipe tanahnya adalah granular terdiri dari agregat-agregat kecil yang
kuat atau lunak bersudut atau membulat dan memiliki taraf lemah tidak berbentuk
satuan struktur, kemampuan kecil kalau diremas hancur menjadi butir.
Ø Pengamatan Tanah Kelompok II :
Tekstur tanah lempung liat berpasir, tipe
granular dan memiliki taraf sedang dimana suatu tekstur tak jelas dan agak
mantap. Kalau di remas menjadi butir-butir
dan agregat.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil tabel dan pembahasan kelompok I dan
II :
·
Tanah kelompok I
bertipe granular dengan ukuran 1-2 mm dan taraf perkembangan lemah, sedangkan
·
Tanah kelompok II
berukuran 4 mm dan taraf perkembangan sedang dan memiliki kesamaan tipe tanah
kelompok I yaitu granular.
·
Tekstur tanah
kelompok I dan kelompok II yaitu lempung berpasir
Saran
Untuk
praktikum ini, diharapkan kepada praktikan untuk betul-betul mengamati setiap
perlakukan agar praktikum berjalan dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Gideon, S.T.
2018. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Medan: Jurnal Praktikum Dasar Ilmu Tanah
Praharyanto.
2012. Tekstur Tanah. www.praharyanto zone.blogspot.com/2012/ Tekstur_Tanah/ diakses
pada tanggal 4 Juni 2015pukul 19.22 WIB
Purwowidodo. 2006.
Ganesa Tanah. Institute Petanian Bogor Press. Bogor.
Hanafiah, Ali Kemas.
2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada:Jakarta.
Nurhidayati,
2006. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian
Unisma . Malang.
Sutanto, Rahman. 2005
. Dasar -Dasar Ilmu Tanah. Konisius Yogyakarta
Yunus .Yuswar.
2006. Tanah dan Pengolahan. CV Alfabeta . Bandung.
Bouma .J .2006 .Effect
of Soil Struktur Tillage , and aggregation upon soil hydroulick
properties . soil science journal 56:1-5.
Elfanisna
.2011 .Literatur-Kadar- Air- Tanah. Http //Wahyuaskari.wardpress
.com diakses pada tanggal 4 Juni 2015 pukul 19.22 WIB.
jjgukgliv