Ketik disini untuk menemukan yang anda cari >>>

Sunday 17 June 2018

PENETAPAN TEKSTUR, STRUKTUR DAN KONSISTENSI TANAH METODA MERASA DENGAN TANGAN




PRAKTEK DASAR ILMU TANAH
PENETAPAN TEKSTUR, STRUKTUR DAN KONSISTENSI
TANAH METODA MERASA DENGAN TANGAN

DISUSUN OLEH :

GIDEON S TELAUMBANUA 
1613010128

LABORATORIUM KEBUN PERCOBAAN PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2018





PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah dapat ditemukan hampir dimana saja dan kiranya tanah itu selalu bersama kita.Karena itu kebanyakan orang tidak pernah berusaha menentukan apakah tanah itu,darimana asalnya dan bagaimana sifatnya.Mereka tidak memperhatikan bagaimana tanah itu di suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat lain. Tanah juga merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting.Bila tanah disalahgunakan, tanaman menjadi kurang produktif. Bila ditangani secara hati-hati dengan memperhatikan tabiat fisik dan biologinya, akan terus menerus menghasilkan tanaman dalam beberapa generasi yang tidak terhitung (Gideon, 2018).
Tekstur tanah berpengaruh terhadap ketersediaan air yang ada di dalam tanah, semakin besar maka akan semakin porus. Semakin akar akan mudah melakukan penetrasi. Untuk mengetahui peranan tekstur tanah bagi ketersediaan air, untuk hara dan pertumbuhan tanaman, maka pentingnya dilakukan pengamatan tekstur tanah ini. Sehingga jika kita bisa memahami dan mengetahui berbagai macam tekstur tanah itu sendiri, sehingga akan menjadi optimal (Praharyanto, 2012).
Penentuan kelas tekstur suatu tanah secara teliti harus dilakukan analisa tekstur di laboratorium yang disebut analisa mekanik tanah. Dalam menetapkan tekstur tanah ada tiga metode yang digunakan yaitu metode lapang, hydrometer, dan pipet. Metode yang digunakan dalam praktek ini adalah metode hydrometer. Sifat fisik tanah ditentukan oleh permukaan butiran tanah, sifat-sifat kimia dari butiran dan kandungan bahan organik.  Butiran-butiran yang menyusun tanah mempunyai ukuran yang berbeda-beda (Hanafiah, 2014).
Tujuan Praktikum
-          Menentukan kelas tekstur tanah dengan metode perasaan tangan.
-          Menentukan bentuk, ukuran, dan kematangan struktur tanah
-          Menentukan suatu konsistensi tanah

TINJAUAN PUSTAKAN
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah  (separat) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir, fraksi debu dan fraksi liat.Tanah terdiri dari butir-butir pasir, debu, dan liat sehingga tanah dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur, diantaranya kasar, agak kasar, sedang, agak halus,dan hancur (Hanafiah, 2014).
Sasaran pokok cara kerja dalam penetapan tekstur tanah adalah dengan penentuan agihan ukuran dan jarak penyusun fase padat tanah, yaitu dengan menguji suatu media utuh tanah diantara muka ibu jari dan telunjuk, serta memperhatikan rasa tanah dan sifat yang murni (Purwowidodo, 2006).
Konsistensi tanah menunjukkan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel-partikel tanah. Tanah­-tanah yang mempunyai konsistensi yang baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolahan tanah. Oleh karena itu tanah dapat ditemukan dalam keadaan basah, lembab, dan kering, maka penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan keadaan tanah tersebut. Konsistensi tanah dapat ditentukan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif dilakukan dengan cara memijat dan memirit-miritkan atau membuat bulatan atau gulungan. Sedangkan secara kuantitatif dilakukan dengan cara penentuan angka atterberg (Nurhidayati, 2006).
Tanah-tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah. Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu : basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara. Oleh karena itu pentingnya mengetahui konsistensi. Tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara atau konsistensi tanah untuk mengetahui tanah tersebut layak apa tidak untuk dikelola sebagai lahan pertanian (Susanto, 2005).
Konsistensi yang besar yaitu pada keadaan paling kering yang disebabkan oleh adanya gaya kohesi konsistensi sedang pada waktu keadaan lembab karena adanya gaya adhesi. Konsistensi rendah/sangat rendah apabila keadaan basah, sangat basah atau jenuh air (Yuswar, 2006).
Terdapat beberapa batas konsistensi diantaranya batas cair (BC) yang merupakan kandungan lengas tanah pada soot tanah dapat mengalir tanpa tekanan dibawah standar getaran. Batas lekat (BL) adalah kandungan lengas pada saat tanah masih kering yang dibasahi secara perlahan dan mulai melekat pada logam. Batas gulung (BG) adalah kandungan lengas pada mat keliatan mulai terasa dan tanah dapat dibentuk sesuai dengan yang dikehendaki dan batas berubah warna (BBW) adalah kandungan lengas tanah pada saat pasta mulai kering karena masih ada air kapiler (Susanto, 2005).
Tanah yang tidak melekat pada tanah menunjukkan dalam kondisi basah, tanah hanya mengandung oksigen dan udara lain padahal udara juga merupakan factor penting pertumbuhan tanaman (Bouma, 2006).
Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tank menarik antar partikel) dan adhesi (tank menarik antara partikel dengan air) dengan berbagai kelembaban tanah (Elfarisna, 2011)

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
            Praktikum Ini Dilaksanakan Pada Tanggal 28 Maret 2018 Di Laboratorium Kebun Percobaan Peternakan Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.
Alat dan Bahan
            Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Botol semprot, Cangkul, Sekop dan Alat tulis.
            Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu Tanah kering udara dengan ukuran 15 X 15 X 15 cm dan air secukupnya.
Prosedur Kerja :
·         Siapkan contoh tanah kering udara yang sudah dihaluskan lebih kurang 100 g dan air dalam botol penyemprot.
·         Ambil contoh tanah kira-kira satu sendok makan, letakkan ditelapak tangan.
·         Teteskan air sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk dan digosok dengan telunjuk tangan yang lain.Taksirlah beberapa banyak pasir yang ada dengan merasakan tingkat kekerasannya.
·         Tambahkan air lagi tetapi jangan terlalu basah, kemudian pijit-pijitlah sedikit tanah diantara ibu jari dan telunjuk.
·         Tambahkan air sedikit lagi sampai tanah itu bisa digulung, buatlah gulungan dengan diameter sekitar ½ m dan panjangnya sekitar 5 cm.
  
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Praktikum
Hasil Pengamatan
Contoh I
Contoh II
Struktur
·         Tipe
·         Ukuran
·         Taraf Perkembangan

Granular
1,2 mm
Lemah

Granular
4 mm
Sedang
Tekstur Tanah
Lempung Liat Berpasir
Lempung Liat Berpasir
Konsistensi
·         Kering
·         Basah
·         Lembab

Lekat
Tidak Lekat
Lekat

Lekat
Agak Lekat
Lekat

Pembahasan
Ø  Pengamatan Tanah Kelompok I :
Tekstur, tipe, ukuran, taraf perkembangan :
            Tekstur tanahnya adalah lempung liat berpasir, rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh bila membentuk gulungan apabila dipijit. Gulungan mudah hancur serta melekat. Tipe tanahnya adalah granular terdiri dari agregat-agregat kecil yang kuat atau lunak bersudut atau membulat dan memiliki taraf lemah tidak berbentuk satuan struktur, kemampuan kecil kalau diremas hancur menjadi butir.
Ø  Pengamatan Tanah Kelompok II :
Tekstur tanah lempung liat berpasir, tipe granular dan memiliki taraf sedang dimana suatu tekstur tak jelas dan agak mantap. Kalau di remas menjadi  butir-butir dan agregat.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil tabel dan pembahasan kelompok I dan II :
·           Tanah kelompok I bertipe granular dengan ukuran 1-2 mm dan taraf perkembangan lemah, sedangkan
·           Tanah kelompok II berukuran 4 mm dan taraf perkembangan sedang dan memiliki kesamaan tipe tanah kelompok I yaitu granular.
·           Tekstur tanah kelompok I dan kelompok II yaitu lempung berpasir
Saran
            Untuk praktikum ini, diharapkan kepada praktikan untuk betul-betul mengamati setiap perlakukan agar praktikum berjalan dengan baik dan benar.


DAFTAR PUSTAKA
Gideon, S.T. 2018. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Medan: Jurnal Praktikum Dasar Ilmu Tanah
Praharyanto. 2012. Tekstur Tanah. www.praharyanto zone.blogspot.com/2012/ Tekstur_Tanah/ diakses pada tanggal 4 Juni 2015pukul 19.22 WIB
Purwowidodo. 2006. Ganesa Tanah. Institute Petanian Bogor Press. Bogor.
Hanafiah, Ali Kemas.  2005.  Dasar-dasar Ilmu Tanah.  Raja Grafindo Persada:Jakarta.
Nurhidayati, 2006. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian Unisma . Malang.
Sutanto, Rahman. 2005 . Dasar -Dasar Ilmu Tanah. Konisius Yogyakarta
Yunus .Yuswar. 2006. Tanah dan Pengolahan. CV Alfabeta . Bandung.
Bouma .J .2006 .Effect of Soil Struktur Tillage , and aggregation upon soil hydroulick properties . soil science journal 56:1-5.
Elfanisna .2011 .Literatur-Kadar- Air- Tanah. Http //Wahyuaskari.wardpress .com diakses pada tanggal 4 Juni 2015 pukul 19.22 WIB.


jjgukgliv